Sejarah Masjid Tegalsari dan Baiturrohman
Masjid tertua di Ponorogo adalah Masjid Baiturrahman yang terletak di Dusun Sentono, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis.
Masjid ini diyakini sebagai masjid tertua di Ponorogo karena didirikan pada abad 17 oleh tiga Kiai, yaitu Kyai Donopuro, Kyai Noyopuro, dan Kiai Wongsopuro.
Ketiga Kiai tersebut merupakan pengikut Pangeran Sumende, seorang tokoh dari Kartosuro yang melarikan diri dari peperangan melawan Belanda.
Pangeran Sumende memilih untuk singgah dan menetap di Desa Setono yang berada di pinggir Kali Keyang. Di tempat itu, ia bersama rombongannya yang sudah memeluk agama Islam mendirikan masjid dan pondok pesantren.
Masjid Baiturrahman memiliki arsitektur khas Jawa dengan atap yang menjulang tinggi dan ditopang oleh empat tiang soko guru dari kayu jati.
Masjid ini juga menyimpan beberapa benda peninggalan asli, seperti bedug berdiameter satu meter dan mimbar kayu.
Masjid ini sudah tiga kali direnovasi, yaitu pada tahun 1924, 1992, dan 2007. Namun, bentuk bangunan masjid ini masih tetap utuh dan tidak banyak berubah.
Selain Masjid Baiturrahman, di Tegalsari ada juga masih tertua kedua di Ponorogo. Yakni masjid Jami' Tegalsari.
Masjid Tegalsari adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang didirikan sekitar abad ke-18 oleh Kyai Ageng Hasan Besari, seorang ulama besar yang menyebarkan agama Islam di Ponorogo dan sekitarnya.