Asal Usul Warok Ponorogo, Sosok Panutan dalam Kehidupan Masyarakat di Kota Reyog

2 Juni 2023, 20:05 WIB
Warok Ponorogo dalam Pertunjukan Reyog /Antara News

PonorogoNews.com - Begini asal usul Warok Ponorogo, dalam budaya Reyog Ponorogo ada sosok yang mengenakan pakain hitam lengkap dengan kolor besar berwarna putih.

Sosok ini sering disebut Warok Ponorogo, memiliki perawakan bertubuh kekar, dan ketika berbicara suaranya terdengar berwibawa.

Warok Ponorogo adalah tokoh masyarakat dan tokoh seni di Ponorogo yang memiliki sifat kesatria, berbudi pekerti luhur, dan memiliki wibawa tinggi di kalangan masyarakat. 

Warok juga memiliki peranan penting dalam kesenian Reog Ponorogo, yang merupakan salah satu bentuk prasasti seni dan suara yang didukung warga Syailendrawangsa yang memeluk agama Budha sekte Tantrayana. 

Baca Juga: Jejak Pangeran Diponegoro di Kabupaten Ponorogo, Sempat Singgah dan Istirahat di Kota Reyog

Asal-usul Warok Ponorogo

Asal-usul warok berasal dari kata 'wewarah' yang bermakna 'pengajaran'.

Sehingga seseorang yang menjadi warok dituntut untuk mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.

Sejarah warok berkaitan dengan sejarah Ponorogo yang dulunya bernama Wengker, yaitu daerah kekuasaan Majapahit yang dipimpin oleh Prabu Brawijaya V. 

Pada masa itu, ada seorang demang yang bernama Ki Ageng Suryongalam atau Ki Ageng Kutu yang setia kepada Majapahit dan memiliki tiga orang anak, yaitu Niken Gandini, Suryolono (Warok Suromenggolo), dan Suryodoko (Warok Surohandoko). 

Ki Ageng Kutu mendirikan sebuah perguruan yang mengajarkan ilmu kekebalan diri, seni bela diri, dan ilmu kesempurnaan kepada anak-anak muda. 

Baca Juga: Warok Suromenggolo, Tokoh Sakti yang Jadi Pengawal Pribadi Raja Ponorogo

Ketika sudah dinyatakan lulus, maka pemuda-pemuda tadi disebut sebagai Warok dan menjadi pasukan dari Ki Ageng Kutu.

Ia juga melakukan pemberontakan terhadap penguasa baru di Ponorogo, yaitu Raden Bathara Katong, putra Brawijaya.

Namun, pemberontakan Ki Ageng Kutu tidak berhasil dan ia dikalahkan oleh Raden Bathara Katong dan pasukannya. 

Sebagian besar pasukan warok kemudian memindahkan loyalitasnya kepada Raden Bathara Katong dan menjadi pengawal pribadi atau pejabat di pemerintahannya. 

Hanya dua warok yang tidak patuh, yaitu Warok Surogentho dan Warok Singokobro yang menjadi berandal dan menentang pemerintahan Raden Bathara Katong.

Dalam masa selanjutnya, peran warok masih dapat ditemui karena memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam kesenian, sosial, vote-getter, dan pengerahan massa di komunitas atau lingkungannya.

Baca Juga: Siapa Prabu Klono Sewandono, Tokoh Sakti Pencipta Reyog Ponorogo

Ciri-ciri warok

Warok bisa dinilai dari sikap-sikapnya dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap inilah yang kemudian menjadi ciri-ciri dari Warok Ponorogo.

Mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.

Memiliki sifat kesatria, berbudi pekerti luhur, jujur, bertanggung jawab, rela berkorban untuk kepentingan orang lain, bekerja keras tanpa pamrih, adil dan tegas.

Memiliki ilmu kekebalan diri, seni bela diri, dan ilmu kesempurnaan.

Mampu mengangkat topeng singa dengan hiasan bulu merak yang beratnya mencapai 50-60 kg.

Rendah hati dan tidak memamerkan ilmu kanuragannya.

Editor: Wibbiassiddi

Sumber: Ponorogonews

Tags

Terkini

Terpopuler