Kondisi Terkini Empat Stasiun di Kabupaten Ponorogo, Hanya Tersisa Bangunan yang Merekam Kejayaan Masa Lampau

- 18 Maret 2024, 11:10 WIB
Kondisi Terkini Empat Stasiun di Kabupaten Ponorogo, Hanya Tersisa Bangunan yang Merekam Kejayaan Masa Lampau
Kondisi Terkini Empat Stasiun di Kabupaten Ponorogo, Hanya Tersisa Bangunan yang Merekam Kejayaan Masa Lampau /Istimewa

Stasiun Slahung yang menjadi pemberhentian terakhir jalur kereta Api Ponorogo-Madiun ternyata masih eksis hingga sekarang.

Kondisi stasiun Slahung masih bisa terlihat kemegahannya, dari depan, bangunan tersebut seperti stasiun-stasiun pada umumnya, ada tulisan Slahung dan +154, yang berarti stasiun tersebut berada di 154 M di atas laut.

Kemudian ada Stasiun Jetis yang terletak di Kecamatan Jetis Ponorogo, dahulu dikelola oleh Kereta Api Indonesia Wilayah Aset VII Madiun dan berada pada ketinggian +103 meter.

Dibuka pada 1 November 1907 bersama dengan peresmian jalur kereta api Ponorogo–Balong sejauh 17 kilometer. Jalur ini kemudian diperpanjang hingga Slahung pada 1 Agustus 1922.

Baca Juga: Fakta Monumen Reog dan Museum Ponorogo, Dikabarkan Selesai pada Ahir 2024 dan Bakal Jadi Ikon Bumi Reog

Pada 1983, Stasiun Jetis Dinonaktifkan bersamaan dengan penutupan jalur kereta api Ponorogo–Slahung pada 1983.

Kemudian ada stasiun Ponorogo, yang terletak di Sdi Banyudono, Ponorogo. Kondisinya saat ini juga tidak digunakan lagi.

Stasiun ini dibangun untuk menghubungkan Selahun-Ponorogo-Madiun, Total jaraknya sekitar 32,5 km.

Stasiun Ponorogo masih bisa dilihat sisa-sisa kemegahannya, pasalnya bangunan-bangunannya masih cukup bagus kondisinya.

Masyarakat Ponorogo menandai tempat bersejarah itu dengan nama 'stasiun', lokasinya berada di utara pasar legi. Kini eks bangunan Stasiun Ponorogo dijadikan sebagai kios-kios.***

Halaman:

Editor: Wibbiassiddi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x