PonorogoNews.com - Hari Raya Waisak merupakan hari sakral dan suci bagi agama Buddha. Dalam Hari Raya Waisak ini diperingati tiga peristiwa penting menurut ajaran Buddha.
Hari Raya Waisak diperingati setiap tahunnya pada bulan purnama.
Rujukan penghitungan adalah dengan Kalender Bulan (Lunar Calendar).
Kendati demikian, harus disesuaikan juga dengan kalender umat Buddha atau kalender bulan kuno (Vishaka).
Baca Juga: Siapakah Pangeran Diponegoro, Ternyata Anak Raja Jawa dan Penggempur Tentara Belanda
Namun, umumnya perayaan Hari Raya Waisak jatuh pada April, Mei, atau Juni.
Dalam Hari Raya Waisak ini bertujuan untuk memperingati tiga peristiwa penting bagi agama Buddha.
Tiga peristiwa penting tersebut adalah sebagai berikut:
Lahirnya Siddharta Gautama
Baca Juga: Inovasi Desa Mojomati yang Tak pernah Mati
Kelahiran Siddharta Gautama berada di Taman Lumbini pada 623 SM. Ia merupakan seorang anak Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya.
Dalam kelahirannya tersebut, Siddharta Gautama memiliki kondisi tubuh yang bersih tanpa noda, bisa berdiri tegak, serta langsung bisa berjalan.
Siddharta mendapat Penerangan Agung
Baca Juga: Rekam Jejak Raja Surakarta di Ponorogo, Pernah Nyantri di Tegalsari
Atas kelahiran Buddha Gautama, pimpinan Asita Kaladewala meramalkan bahwa di masa depan ia akan menjadi Cakrawartin atau Maharaja Dunia.
Di usianya yang ke-35, Buddha Gautama kemudian mendapat Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Bodhgaya pada saat bulan Waisak.
Parinibbana
Baca Juga: Siapakah Bathoro Katong, Raja Pertama Ponorogo Ternyata Murid Sunan Kalijaga
Buddha Gautama menjumpai kematiannya pada 543 SM di saat usianya menginjak 80 tahun.
Para pengikutnya kemudian melakukan sujud sebagai tanda penghormatan terakhir atas kematian Buddha Gautama.