Perang ini juga dikenal sebagai perang yang menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia, yakni 8.000 korban serdadu Hindia Belanda, 7.000 pribumi, dan 200 ribu orang Jawa serta kerugian materi 25 juta Gulden.
Baca Juga: Rekam Jejak Raja Surakarta di Ponorogo, Pernah Nyantri di Tegalsari
Wafatnya Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro akhirnya menyerah kepada Belanda pada tanggal 28 Maret 1830 setelah ditipu oleh Jenderal Hendrik Merkus de Kock yang mengundangnya untuk berunding dengan dalih menghormati statusnya sebagai pangeran.
Pangeran Diponegoro kemudian dibuang ke Makassar dan meninggal di sana pada tanggal 8 Januari 1855.
Jenazahnya dimakamkan di Kampung Melayu, Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1973, Pangeran Diponegoro ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia oleh pemerintah Republik Indonesia.