PonorogoNews.com - Gajah-gajahan adalah salah satu bentuk pertunjukan rakyat Ponorogo selain Reog.
Jenis kesenian ini diiringi dengan kompang, jidor atau gamelan klasik, terutama alat-alat musiknya.
Perbedaannya adalah bahwa kesenian ini tidak memiliki pakem yang tetap mulai alat-alat musik, gerak tari, lagu, dan bentuk musiknya berubah seiring perkembangan zaman.
Seni gajah-gajahan bermula pada awal abad ke 15 yang merupakan ambisi raja Majapahit Wikramawardhana yang memberikan hadiah berupa hewan gajah Jawa ke berbagai kerajaan kerabat yang berada di kalimantan, Indochina hingga Jepang.
Baca Juga: Apa Arti Grebeg Suro Ponorogo, Wujud Rasa Syukur Pada Tuhan
Gajah yang diberikan adalah hewan gajah dari wilayah wengker yang dibawah naungan demang ri wengker.
Gajah wengker memiliki tubuh gemuk tapi tidak terlalu tinggi, berwarna kehitaman dengan telinga yang besar dan berekor panjang yang kini dikenal dengan Gajah Jawa.
Masyarakat wengker terbiasa hidup berdampingan dengan gajah untuk digunakan kegiatan sehari-hari untuk melakukan berbagai pekerjaan ringan hingga berat bahkan melibatkan gajah pada sebuah perayaan.