PonorogoNews.com - Perwakilan pemerintah Malaysia Distrik Batu Pahat berkunjung ke Kabupaten Ponorogo. Misi mereka adalah mempelajari seni dan budaya di Bumi Reog.
Zainor Bin Adani mengatakan ada hubungan erat Kabupaten Ponorogo dengan Pemerintah Malaysia Distrik Batu Pahat. Termasuk adanya pertalian darah antara keduanya.
Dalam penjelasannya, kakek dan nenek Zainor berasal dari Kabupaten Ponorogo.
"Ayah saya lahir di Malaysia tahun 1924. Tepat seabad kemudian, anaknya berkunjung ke Ponorogo," ujar Zainor.
Baca Juga: Jelang Hari Raya Idul Adha, Ratusan Jagal Dilatih Menjadi Juru Sembelih Halal di Ponorogo
Zainor menyebut orang yang pertama kali membawa Reog ke Malaysia adalah Saikun Kentus pada 1901. Bahkan ada satu nama yang menjadi pegiat Reog di Batu Pahat, yakni Haji Miskun Karim.
Sebagai informasi, Haji Miskun Karim juga memiliki leluhur dari Desa Semanding Kecamatan Kauman.
"Kami akan datang lagi ke Ponorogo untuk kerja sama kebudayaan sekaligus menjalin silaturahmi yang sudah dibangun lama oleh para leluhur," terangnya ujar Zainor.
Baca Juga: Kota Blitar Dukung Operasional Bandara Dhoho Kediri, Halte Bus Dibangun di Sejumlah Titik
Sementara itu, Kepala Disbudparpora Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi mengatakan bahwa para tamu dari Malaysia tersebut merupakan keturunan dan memiliki DNA dari Kabupaten Ponorogo.
"Saya curiga DNA-nya sama berasal dari Ponorogo," ujar Judha.
Dalam keterangannya, Kabupaten Ponorogo memang akan mengembangkan seni Reog, termasuk membangun Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP).
Menurut Judha, adanya MRMP akan menjadi ikon baru dari kabupaten Ponorogo, pasalnya monumen yang dibangun di desa Sampung tersebut akan menjadi patung tertinggi di Indonesia. Bahkan mengalahkan Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Baca Juga: Setelah Bandara Dhoho Kediri, 25 PSN Sektor Transportasi Ini Sudah Selesai dan Siap Digunakan
"Koleksi museum akan menjelaskan peradaban Ponorogo dari masa prasejarah sampai sekarang ini," terangnya.***