Mengenal Reog Ponorogo, Tinggal Selangkah Bakal Diakui Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

4 September 2023, 18:05 WIB
Reog Ponorogo/IG/@singomudhoterate /

PonorogoNews.com - Kabar gembira untuk masyarakat dan seniman Reog di Kabupaten Ponorogo, pasalnya tinggal selangkah lagi tari topeng terbesar itu akan diakui oleh UNESCO. 

Pada akhir 2024, Reog Ponorogo akan disidangkan oleh UNESCO, sidang tersebut akan memilih apakah Reog masuk dalam Warisan Budaya tak Benda (WBTB) atau tidak.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo cukup serius. Bahkan pemerintah pusat juga memberikan dukungan penuh.

Artinya tinggal selangkah lagi Reog menjadi WBTB, hal tersebut terbukti dengan Pemkab Ponorogo mengirimkan dokumen lengkap.

Baca Juga: Apakah Reog Ponorogo Menggunakan Kulit Harimau dan Bulu Merak, Sugiri Sancoko Berikan Jawaban

Salah satu dokumennya berisi penjelasan proses pembuatan Reog. Hal ini sempat menjadi polemik di UNESCO. 

Pasalnya ada dugaan Reog menggunakan kulit harimau dan membunuh burung merak. Tapi itu sudah dibantah oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. 

Asal Usul Reog Ponorogo

Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.

Reog Ponorogo sudah ada sejak zaman Kerajaan Kanjuruhan pada 760 Masehi.

Ada banyak versi mengenai asal-usul terciptanya kesenian Reog Ponorogo, tetapi salah satu yang terkenal adalah kisah Kelana Sewandana, seorang raja di Banter Angin (sekarang Ponorogo) yang ingin mempersunting Dewi Sanggalangit, putri dari Kerajaan Kediri. 

Baca Juga: Bagaimana Progres Pembangunan Bandara Kediri? Bisa Melakukan Operasional Sesuai Target

Untuk melamarnya, ia harus membuat sebuah tontonan menarik berupa tarian yang belum pernah ada sebelumnya, dengan barisan kuda kembar berjumlah seratus empat puluh ekor dan binatang berkepala dua. 

Dengan bantuan Ki Ageng Kutu, seorang warok sakti, Kelana Sewandana berhasil menciptakan tarian Reog dengan topeng Singo Barong sebagai binatang berkepala dua. 

Kesenian Reog Ponorogo memiliki filosofi dan makna yang dalam, seperti simbol perjuangan rakyat melawan penjajah, nilai-nilai kearifan lokal, dan hubungan antara warok dan gemblak.

Reog Ponorogo berbeda dengan reog lainnya karena memiliki ciri khas topeng macan berhias bulu merak yang sangat besar dan berat, serta gerakan meliuk-liuk yang menunjukkan kekuatan dan kelincahan penari.

Reog Ponorogo juga memiliki beberapa tokoh yang ikut tampil dalam pertunjukan.

Baca Juga: Kebo Bule, Sapi Kramat Pemberian Ulama Ponorogo kepada Raja Surakarta

Seperti warok (penari singo barong), gemblak (penari muda yang menjadi pasangan warok), bujang ganong (penari bertopeng monyet merah), jathil (penari berkuda lumping), dan dadak merak (penari wanita berpakaian merak). 

Reog Ponorogo biasanya diiringi oleh alat musik seperti gong, kendang, saron, dan terompet reog.***

Editor: Wibbiassiddi

Tags

Terkini

Terpopuler