Reog Ponorogo, Perjalanan Panjang Menuju ICH UNESCO

- 26 Mei 2023, 10:05 WIB
ilustrasi asal usul Reog Ponorogo Jawa Timur
ilustrasi asal usul Reog Ponorogo Jawa Timur /Instagram @ponorogokab

PonorogoNews.com - Kesenian yang sangat ikonik dari Kabupaten Ponorogo adalah Reog Ponorogo. Kesenian yang bahkan sempat mengantarkan kontroversi antara Indonesia dengan Malaysia mengenai perebutan hak milik.

Kesenian Reyog sendiri memiliki dua alur legenda yang kerap dipentaskan, yakni legenda Suryongalam dan legenda Bantarangin.

Di dalam legenda Suryongalam (Ki Ageng Kutu) lebih ditekankan pada sindiran politik yang dilakukan oleh Demang Suryongalam (Ki Ageng Kutu) dari Wengker terhadap pemerintahan Raja Brawijaya V.

Raja tersebut dinilai terlalu lemah, karena dikemudikan oleh permaisurinya sendiri, yakni Putri Campa.

Baca Juga: Monumen Reog Ponorogo, Patung Tertinggi yang Memukau Dunia

Sedangkan alur legenda kedua diambil dari legenda Bantarangin.

Alur ini menitikberatkan pada prosesi pelamaran Prabu Kelana Sewandana dari kerajaan Bantarangin kepada Putri Sanggalangit dari kerajaan Kediri.

Iring-iringan musiknya sendiri berasal dari kendang, gong, kethuk-kenong (sejenis bonang), slompret, ketipung, dan angklung.

Sementara itu, dewasa ini kesenian tersebut makin meredam. Hingga diputuskanlah untuk pengadaan riset, dokumentasi, dan inventaris kepada ICH UNESCO.

Hal ini ditujukan untuk mengetahui kondisi yang dihadapi seni pertunjukan Reyog Ponorogo saat ini.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Ponorogo Sulap Jalan Gajah Mada Jadi Malioboro, Ini Bentuknya

ICH (Intangible Culture Heritage) atau Warisan Budaya tak Benda merupakan jalan terbaik bagaimana Reyog Ponorogo berhasil diberikan kepemilikan Indonesia.

Ponorogo akan memiliki banyak kesempatan jika mampu mendaftarkan Reyog Ponorogo ke CH UNESCO.

Salah satu manfaatnya adalah perlindungan atas kelestarian seni pertunjukan itu sendiri.

Editor: Lohanna Wibbi Assiddi

Sumber: Ponorogonews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x