PonorogoNews.com - Dari penelusuran tim redaksi, biaya yang diperlukan untuk bisa ikut Liga 3 Indonesia dan mendapatkan prestasi kurang lebih klub harus menyiapkan dana operasional miliaran rupiah.
Salah satu contoh paling dekat dengan Kabupaten Ponorogo adalah klub asal Kabupaten Kediri, Persedikab.
Persedikab Kabupaten Kediri, menganggarkan dana Rp4 miliar pada musim 2021/2022. Hasilnya, Persedikab berhasil menjadi runner-up Liga 3 Jatim.
Baca Juga: Berapa Biaya Satu Musim di Liga 3 Indonesia, Ternyata Persepon Ponorogo Perlu Rp1 Miliar?
Dana tersebut memang wajar, pasalnya Persedikab membaginya ke beberapa sektor, seperti gaji para pemain, ofisial, operasional selama satu musim dan juga pembibitan usia muda.
Contoh lain berasal dari klub Jawa Tengah, Persiku Kudus. Klub ini juga berkompetisi di Liga 3.
Pada musim 2021/2022 mereka mendapatkan dana dari APBD sebesar 800 juta. Hasilnya Persiku Kudus hanya mampu finis dibajak 18 besar regional Jawa Tengah.
Dengan dua contoh tersebut, apakah Persepon memiliki anggaran lebih untuk mendapatkan prestasi di Liga 3 Jatim?
Baca Juga: Pemkab Ponorogo Sudah Siapkan Dana Rp400 Juta untuk Rumput Stadion Batoro Katong, Suporter Senang?
Tuntutan para Suporter
Pada Selasa (22/8) ratusan suporter tim sepak bola Persepon Ponorogo geruduk kantor bupati. Massa melakukan demo agar tim kesayangan bisa tampil bagus di Liga 3 Indonesia.
Ratusan massa yang menamakan aliansi Suporter Persepon Ponorogo mengatakan perlu adanya perbaikan di dalam sepak bola Ponorogo. Termasuk soal fasilitas, pembinaan usia muda dan juga prestasi.
Yang menjadi sorotan mereka adalah kondisi stadion Batoro Katong yang cukup mengkhawatirkan. Berbanding dengan stadion di Madiun atau Ngawi.
Baca Juga: Tanggapan Pemkab Ponorogo Usai Digeruduk Ratusan Suporter Persepan: Ada Misinformasi
Rumput di stadion Batoro Katong Ponorogo masih belum rapi. Bahkan bisa dikatakan itu adalah rumput liar.
Karena itulah suporter mendesak agar ada langkah pasti pemkab Ponorogo memperbaiki rumput stadion Batoro Katong.
Tuntutan lainnya, mereka ingin para pemain Persepon diisi oleh pemain lokal, bukan pemain dari luar daerah.
Menanggapi hal tersebut, Askab PSSI Kabupaten Ponorogo, Rizal mengatakan menyambut baik jika ada talenta lokal yang bagus.
Dia mengaku tengah mencari bibit-bibit lokal, agar biaya pemain tidak terlalu banyak.***