Warok Ponorogo: Kegagahan Seni Bela Diri dan Kebudayaan Jawa Timur

31 Juli 2023, 06:25 WIB
Ciri-Ciri Keturunan Warok /Sumber Foto: Website Pemkab Ponorogo

PonorogoNews.com - Warok Ponorogo adalah salah satu tradisi dan kebudayaan yang kental dengan nilai-nilai keberanian, seni bela diri, dan keagungan Jawa Timur. 

Warok adalah sebutan bagi seorang petarung atau pejuang dari daerah Ponorogo, Jawa Timur, yang memiliki kemampuan tinggi dalam seni bela diri tradisional dan dihormati oleh masyarakat setempat. 

Warok menjadi simbol kegagahan, spiritualitas dan kebijaksanaan dalam budaya Jawa yang kaya dan beragam di Ponorogo.

Baca Juga: Mengenal Gong Gumbeng, Alat Musik Tradisional dari Kabupaten Ponorogo

Asal Usul dan Mitos Warok Ponorogo

Asal usul Warok Ponorogo masih dikelilingi oleh berbagai mitos dan legenda yang tumbuh dari tradisi lisan. Warok berasal dari kata 'wewarah' yang bermakna 'pengajaran'.

Sehingga seseorang yang menjadi warok dituntut untuk mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.

Sejarah warok berkaitan dengan sejarah Ponorogo yang dulunya bernama Wengker, yaitu daerah kekuasaan Majapahit yang dipimpin oleh Prabu Brawijaya V. 

Pada masa itu, ada seorang demang yang bernama Ki Ageng Suryongalam atau Ki Ageng Kutu yang setia kepada Majapahit dan memiliki tiga orang anak, yaitu Niken Gandini, Suryolono (Warok Suromenggolo), dan Suryodoko (Warok Surohandoko). 

Baca Juga: Jadwal Grebeg Tutup Suro 2023, Saksikan 3 Kesenian Khas Kabupaten Ponorogo

Ki Ageng Kutu mendirikan sebuah perguruan yang mengajarkan ilmu kekebalan diri, seni bela diri, dan ilmu kesempurnaan kepada anak-anak muda. 

Ketika sudah dinyatakan lulus, maka pemuda-pemuda tadi disebut sebagai Warok dan menjadi pasukan dari Ki Ageng Kutu.

Ia juga melakukan pemberontakan terhadap penguasa baru di Ponorogo, yaitu Raden Bathara Katong, putra Brawijaya.

Namun, pemberontakan Ki Ageng Kutu tidak berhasil dan ia dikalahkan oleh Raden Bathara Katong dan pasukannya. 

Sebagian besar pasukan warok kemudian memindahkan loyalitasnya kepada Raden Bathara Katong dan menjadi pengawal pribadi atau pejabat di pemerintahannya. 

Baca Juga: Angin Kencang, Terjadi Dua Titik Kebakaran di Kecamatan Bungkal Ponorogo

Hanya dua warok yang tidak patuh, yaitu Warok Surogentho dan Warok Singokobro yang menjadi berandal dan menentang pemerintahan Raden Bathara Katong.

Dalam masa selanjutnya, peran warok masih dapat ditemui karena memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam kesenian, sosial, vote-getter, dan pengerahan massa di komunitas atau lingkungannya.***

Editor: Wibbiassiddi

Tags

Terkini

Terpopuler