Fakta Menarik Kabupaten Wonogiri, Kenal Lebih Dekat Kota Gaplek

27 April 2024, 10:15 WIB
Fakta Menarik Kabupaten Wonogiri, Kenal Lebih Dekat Kota Gaplek /Istimewa

PonorogoNews.comKabupaten Wonogiri terletak di Provinsi Jawa Tengah, berada di bagian selatan Kota Solo. Wilayah ini menjadi perbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur.

Nama "Wonogiri" berasal dari bahasa Jawa, di mana "Wana" diartikan sebagai alas, hutan, atau sawah, sedangkan "Giri" berarti gunung atau pegunungan. Nama ini mencerminkan kondisi alam Wonogiri yang sebagian besar terdiri dari sawah, hutan, dan pegunungan.

Keunikan Kabupaten Wonogiri bisa disimak dari fakta menariknya. Berikut beberapa fakta menarik yang bisa diulik untuk menjadi pengetahuan.

Baca Juga: Jalan Emas Segi Delapan di Kabupaten Ponorogo Resmi Berakhir, Kembali Seperti Semula?

1. Daerah Strategis

Berbicara tentang lokasi strategis, Kabupaten Wonogiri memang memiliki posisi yang menarik. Dengan luas sekitar 182.236,02 hektar, kabupaten ini mencakup sekitar 5,52% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. 

Keunikan Wonogiri terletak pada posisinya yang diapit oleh Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memungkinkannya untuk berinteraksi dengan kedua wilayah tersebut.

Dengan letaknya yang strategis dan akses yang terbuka ke berbagai wilayah di sekitarnya, Wonogiri menjadi sebuah daerah yang memiliki potensi untuk mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi yang beragam.

2. Tari Kethek Ogleng

Tari Kethek Ogleng merupakan salah satu ikon atraksi budaya dan pariwisata yang berasal dari Kabupaten Wonogiri. Tarian ini diciptakan oleh seorang warga setempat bernama Darjino dan kemudian disempurnakan oleh Suwiryo, yang menghadirkan gerakan-gerakan menyerupai kera yang sangat digemari oleh masyarakat. 

Tari ini diilhami dari legenda Panji yang melibatkan kisah tentang kera. Cerita dalam tarian ini sering dipentaskan pada acara kesenian rakyat pasca panen atau sebagai hiburan dalam pesta hajatan. Gerakan tarian ini menggambarkan kehidupan dan kecerdasan kera, serta menyajikan atraksi yang menghibur dan mempesona bagi penontonnya.

Baca Juga: Akademisi Evaluasi Kebijakan Penghapusan One Way: Entah Siapapun Pemimpinnya, Akan Diprotes Masyarakat

Tari Kethek Ogleng tidak hanya mempertahankan tradisi dan kebudayaan lokal, tetapi juga menjadi daya tarik pariwisata yang khas bagi Kabupaten Wonogiri, menarik pengunjung untuk menikmati keindahan dan keunikannya.

3. Disebut sebagai Kota Gaplek

Wonogiri, yang dikenal dengan sebutan Kota Gaplek, merujuk pada kondisi alam di bagian selatan Kabupaten Wonogiri yang kaya akan kawasan karst berupa pegunungan batuan gamping. Karakteristik geografis ini membuat lahan tersebut tidak cocok untuk ditanami padi. 

Sebagai gantinya, masyarakat Wonogiri mengandalkan tanaman singkong sebagai salah satu sumber pangan utama. Singkong menjadi salah satu tanaman yang mampu tumbuh subur di lahan-lahan karst tersebut, menggantikan padi yang tidak dapat tumbuh di area tersebut.

Sehingga, sebutan Kota Gaplek merujuk pada adaptasi masyarakat terhadap kondisi alam yang khas dan menjadi bagian dari identitas budaya dan pertanian Wonogiri.

4. Nasi Tiwul sebagai Makanan Khas

Nasi Tiwul, salah satu makanan khas dari Wonogiri yang dijuluki sebagai Kota Gaplek, merupakan sajian istimewa yang terbuat dari singkong yang telah dikeringkan dan kemudian dikukus. Proses pengeringan singkong inilah yang memberikan tekstur khas dan aroma alami pada Nasi Tiwul.

Baca Juga: Update Sidang Reog Ponorogo di ICH UNESCO, Akhir 2024 Sudah Resmi Jadi Warisan Budaya?

Saat disajikan, Nasi Tiwul memiliki tekstur yang pulen dan kenyal. Biasanya, nasi Tiwul disantap bersama parutan kelapa atau disajikan sebagai pelengkap makanan tradisional seperti pecel.

Bagi yang ingin mencicipi Nasi Tiwul, sajian ini bisa ditemukan di Pasar Wonogiri yang terletak di depan Stasiun Wonogiri. Ini adalah salah satu makanan khas yang menjadi kebanggaan masyarakat Wonogiri dan merupakan bagian penting dari warisan kuliner daerah ini.

5. Wilayah Selatan Wonogiri Dibuka Industri Pertambangan

Keputusan Pemerintah Kabupaten Wonogiri untuk membuka kawasan industri pertambangan di wilayah selatan, khususnya di Kecamatan Giritontro, Diriwoyo, dan Pracimantoro, merupakan bagian dari komitmen untuk mendorong investasi dan pengembangan ekonomi di daerah tersebut. 

Hal ini disepakati dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2020-2040. Dengan membuka kawasan industri pertambangan, Pemerintah Wonogiri berharap dapat memberikan peluang bagi para pelaku usaha untuk berinvestasi dan mengembangkan sektor pertambangan di wilayah tersebut. 

Baca Juga: Monumen Reog Ponorogo Capai 60 Persen, Proses Struktur Rangka Baja Dadak Merak Sudah Mulai Dikerjakan

Pemilihan wilayah selatan Wonogiri untuk dikembangkan sebagai kawasan industri pertambangan juga didasarkan pada pertimbangan strategis terkait potensi sumber daya alam yang ada di sana. 

6. Industri Jamu sampai Batu Akik

Kabupaten Wonogiri memiliki sejumlah industri yang berkembang, mulai dari perusahaan jamu seperti Deltomed Laboratories dan Air Mancur yang dikenal luas di tingkat nasional hingga perajin jamu skala kecil yang aktif memasarkan produk mereka di pasar lokal maupun di kota-kota besar di Indonesia.

Industri makanan, seperti bakso, juga menjadi salah satu sektor yang cukup berkembang di Wonogiri. Banyak perajin bakso yang merantau ke luar daerah dan berhasil memperoleh kesuksesan.

Di sektor transportasi, terdapat sejumlah perusahaan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang banyak dimiliki oleh pengusaha lokal, memberikan kontribusi penting dalam sektor transportasi di wilayah ini.

Selain itu, industri batu akik yang berlokasi di Kecamatan Giriwoyo juga menjadi potensi ekonomi yang signifikan di Kabupaten Wonogiri. Selain industri batu akik, sektor industri furnitur dan batik juga menunjukkan pertumbuhan yang positif, di mana banyak industri kecil dan menengah di Wonogiri menggeliat dan berkontribusi terhadap perekonomian lokal.***

Editor: Wibbiassiddi

Tags

Terkini

Terpopuler