PonorogoNews.com - Warung kopi menjadi sarana Sugiri Sancoko, selaku Bupati Ponorogo, dalam melangsungkan rapat dan diskusi terkait Bumi Reog.
Desain warung kopi merupakan gubahan dari Sugiri sendiri dalam menyulap ruang kerjanya.
Ia memilih tampilan Jawa klasik ini sebagai desain interior ruang kerja.
Tak hanya itu, beberapa sisi ruangan juga diberi gebyok dengan sejumlah partisi memanfaatkan anyaman bambu.
Baca Juga: Bukan Mistik, Ini Penjelasan Ilmu Fisika Kesenian Topeng Reog Ponorogo
Perabotan juga dipilih dengan gaya lawasan. Kursi panjang, meja dengan ornamen ukir, bahkan juga terdapat gerobak dan cangkir lurik khas warung kopi.
Gaya warung kopi ini diambil dari warung angkringan yang sering dikunjungi Sugiri.
Ia menjadikan ruang kerjanya tersebut sebagai tempat rapat.
Sugiri mengaku jika dengan nuansa santai dan nyaman, ide kreatif dengan mudah bermunculan.
Baca Juga: Libur Panjang, Agendakan Berkunjung ke Tempat Ngopi Terbaik di Ponorogo
Selalu ada inovasi untuk membangun Ponorogo agar tidak stagnan.
“Kalau rapat dengan kepala dinas sering di sini.”
“Dari sini muncul ide kreatif. Selalu berinovasi supaya tidak stagnan dalam membangun Ponorogo,” papar Bupati Ponorogo tersebut.
Sementara itu, dari segi suguhan di ruang kerja tersebut juga disesuaikan dengan tema.
Beberapa nasi bungkus daun pisang (sego gegog), lauk gorengan dan sundukan, hingga kopi yang diseduh, semua didapat dari pasar.
Menurut Sugiri, hal ini dimaksudkan agar roda perekonomian tetap stabil. Juga membantu UMKM agar tetap bisa hidup.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Pemkab Ponorogo Hidupkan Kembali RPH yang Sempat Terbengkalai
“Tujuannya untuk memutar kincir perekonomian,” ucap Sugiri menambahkan.
Bupati yang berusia 52 tahun tersebut juga menyampaikan bahwa ia mengusung filosofi kesederhanaan. Ia kerap melakukan diskusi bersama masyarakat di warung kopi tersebut.