Ini Perguruan Bela Diri di Madiun, Termasuk Persaudaraan Setia Hati Terate

31 Juli 2023, 08:05 WIB
Foto tahapan latihan sabuk putih tingkatan terakhir apabila dinyatakan lulus siswa putih ini akan disahkan menjadi pelatih atau warga PSHT /Ar 12/

PonorogoNews.com - Bukan hanya kuliner nasi pecel maupun brem, ada juga perguruan bela diri asli Madiun.

Sebenarnya ada 14 perguruan silat di Madiun, namun hanya beberapa saja yang memang asli dari Madiun.

Mereka yang memang lahir dari Madiun juga sudah terkenal dan mempunyai banyak anggota.

Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)

Perguruan bela diri asli Madiun ini terkenal akan gambar bunga teratai yang ada pada logonya. Slogan dari PSHT ialah Memayu Hayuning Bawana (memperindah keindahan dunia).

Baca Juga: Mengenal Gong Gumbeng, Alat Musik Tradisional dari Kabupaten Ponorogo

PSHT diinisiasi oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo ketika tahun 1922.

Perguruan silat ini didirikan sebab ilmu silat pada waktu itu hanya diajarkan untuk kaum bangsawan, padahal Ki Hadjar Hardgo juga ingin silat bisa dipelajari oleh masyarakat biasa.

Sekarang ini, PSHT sudah mempunyai kira-kira 7 juta anggota yang tersebar di tanah air termasuk juga luar negeri.

Beberapa negara yang mempunyai komisariat luar negeri ialah Malaysia, Belanda, Rusia dan Jepang.

PSHT pernah mengalami konflik internal, tatkala perselisihan terkait siapa yang sah menjadi ketua umum.

Perselisihan kepengurusan tersebut bahkan sampai berujung ke meja hijau dan sidangnya diadakan di Pengadilan Negeri Kota Madiun.

Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW)

PSHW masih ada kaitannya dengan PSHT, sebab pendiri PSHT ialah salah satu murid Ki Ngabehi Soerodwirjo yang merupakan pendiri PSHW.

Baca Juga: Jadwal Grebeg Tutup Suro 2023, Saksikan 3 Kesenian Khas Kabupaten Ponorogo

Tidak sama dengan PSHT yang membuka cabang perguruan, PSHW hanya memusatkan latihan dan kepengurusannya di Madiun, yakni di Winongo.

Keputusan tersebut diambil guna melestarikan ajaran dan memelihara kemurnian aliran perguruan bela diri asli Madiun PSHW. 

Salah satu ajaran yang sudah populer dari PSHW ialah Tat Twam Asi (Ia adalah kamu) dan Kembang Tepus Kaki (yen dijiwit krasa lara aja njiwit liyan/kalau dicubit terasa sakit jangan mencubit orang lain)

Setia Hati Tuhu Tekad (SHTT)

Dari dua daftar sebelumnya, namanya identik dengan Setia Hati. 

Beberapa perguruan bela diri yang punya nama Setia Hati memang punya kaitan erat.

Baca Juga: Angin Kencang, Terjadi Dua Titik Kebakaran di Kecamatan Bungkal Ponorogo

Ajaran silat Setia Hati berinduk dari Ki Ngabehi Surodiwiryo atau Eyang Suro.

Beliau mempunyai banyak murid yang lantas mendirikan PSHT, PSHW, SHTT dan Setia Hati lainnya. 

Setia Hati Tuhu Tekad (SHTT) didirikan oleh Raden Singgih ketika tahun 1918.

Ajaran yang diberikan untuk murid ialah Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti.

Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKS PI) Kera Sakti

Perguruan bela diri di Madiun selanjutnya adalah Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKS PI) Kera Sakti yang didirikan oleh R. Totong Kiemdarto.

Ciri khas dari ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKS PI) Kera Sakti ialah gerakannya yang dikombinasikan dengan seni bela diri kungfu.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Pantai di Tulungagung yang Wajib Dikunjungi, Cocok untuk Honeymoon

Adanya nama Kera Sakti juga karena masyarakat akrab dengan salah satu jurusnya yang mirip kera. 

Perguruan Ki Ageng Pandan Alas

Anda perlu tahu bahwa Perguruan Ki Ageng Pandan Alas didirikan oleh seorang tentara yang bertugas di Lanud Iswahyudi ketika tahun 1972.

Beliau adalah Koestari Ady Andaya. 

Perguruan bela diri asli Madiun ini mengajarkan bela diri hanya mengandalkan tangan kosong.

Pada mulanya, Perguruan Ki Ageng Pandan Alas tidak mempunyai padepokan.

Koestari Ady Andaya juga tidak berupaya menjadikan lambang perguruannya terkenal, sebab baginya hanya simbol kesombongan.

Baca Juga: Ponorogo Kreatif: Inovasi Pakan Ternak di Desa Tegalsari, Gunakan Maggot

 

Karena banyaknya perguruan pencak silat di Madiun, maka Madiun memiliki gedung Kampung Pesilat.

Gedung tersebut didirikan sebagai wujud persatuan di antara banyaknya perguruan selat tersebut.

Baca Juga: Suran Agung 2023: Ini Sejarah Pencak Silat di Indonesia Hingga ada di Ponorogo

Ketika tahun 2019, Kabupaten Madiun juga menggelar Festival Kampung Pesilat yang berlangsung secara aman dan kondusif.

Terutama ketika mendekati tanggal 1 Suro, lalu lintas kendaraan di Madiun pasti meningkat. 

Masyarakat Madiun juga sudah akrab dengan kabar perselisihan di antara perguruan silat yang tidak jarang sampai terjadi bentrok. 

Jadi, itu dia beberapa perguruan bela diri asli Madiun yang semakin menambah kearifan budaya Indonesia. ***

Editor: Wibbiassiddi

Tags

Terkini

Terpopuler